Thursday, March 01, 2012

Menyambung Waktu: Catatan Harian Rumah Sakit 2

92.000

Pagi itu seharusnya menjadi pagi yang menyenangkan. Arsenal melawat ke San Siro, ada snack, apalagi yang menganggu? Badanku panas, mungkin sampai 390C. Ibu sampai bolak-balik mengambil es untuk mengompres jidatku yang sepertinya bisa dipakai untuk menggoreng telur.

Aku sendiri hanya merasa sedikit pusing. Itupun mungkin karena pertandingan Liga Champions ini. Arsenal bermain seperti untuk hanya mengoper bola, bukan untuk menggetarkan gawang. Transisi antara umpan pendek dan umpan ‘berbobot’ serangan serasa kacau.

Mungkin Mr. Wenger berniat mulia dengan sepakbola indahnya, dan Arsenal jelas punya kemampuan untuk mengoper bola. Sayangnya, tim muda ini kekurangan orang di tiap lini yang bisa menjelaskan kenapa mereka mengoper bola pada awalnya. Tim ini hanya kumpulan orang baik. Akan baiklah bila Theo, Andrey, dan Alex bisa mengambil peran yang lebih antagonis.

Setelah pertandingan yang berakhir menyedihkan itu, akhirnya kami bersiap ke rumah sakit lagi. Ke tempat darahku disedot dan diteliti lagi. Aku sendiri merasa tidak lebih baik dari kemarin, pun tidak lebih buruk. Aku hanya berharap kalau trombositku bisa naik. Aku hanya mau bersepeda lagi, esok hari.

Aku tak pernah berharap muluk-muluk.

Dan meski harapanku hanya tertaruh setinggi pohon semangka, ternyata itupun harus jatuh dan pecah berantakan. Cek trombosit hari itu menunjukkan kalau ia turun lagi sampai ke 92.000. Vonis dokter jelas. Opname. Gejala demam berdarah. Brengsek.


No comments:

Post a Comment