Wednesday, May 25, 2011

Imajinasi Penghuni DPR

 
Koran dan sumber berita nasional sedang ricuh masalah pembangunan gedung baru DPR. Dukungan dan cacian datang silih berganti. Alasan dan alibi dipertemukan. Tapi paradoksnya adalah seperti menjunjung demokrasi, yang bagi saya sebetulnya lebih mirip tirani.


Mungkin, pertentangan di masyarakat datang akibat ketidakpercayaan terhadap lembaga ini. Perwakilan rakyat yang akhirnya malah mewakili perut dan bawah perutnya sendiri. Dalam rapat-rapat yang disiarkan di televisi, entah mereka mengobrolkan apa. Sepertinya tak jauh berbeda dari omongan orang-orang yang ngumpul di warung kopi sambil main catur di dekat rumah saya. Ada sesuatu yang dicoba untuk dikaburkan lewat panjangnya perkataan dan rumitnya istilah-istilah. Alibinya mungkin untuk menghindari campur tangan orang kecil.

Dan kritikan seperti ini entah berapa kali sudah dilontarkan oleh orang-orang yang berkompeten di bidang ilmu negara atau semacamnya. Saya hanya menggonggong terhadap rombongan khalifah yang tidak takut anjing, sebab mereka yang memegang talinya. Sesuatu yang sebetulnya rada ogah untuk saya lakukan.

Namun, satu ketika ada hal menarik dari Pascal yang membuat saya tergelitik untuk menulis ini. Ada orang-orang yang menjadikan pakaian untuk membuat orang lain menjadi hormat kepadanya. Dan jika ilmu-ilmu yang mereka punya adalah benar, seharusnya pakaian tadi tidak perlu, sebab dengan sendirinya rasa hormat akan datang terhadap ilmu dan praktisi ilmu tersebut. Contoh yang digunakan dalam paragraf itu sendiri adalah dokter dan magistrat.

Dalam konteks lain, saya merasa para pejabat tinggi kita sedang melakukan hal yang sama. Mereka meminta gedung baru dengan desain yang mentereng agar kelihatan ngejreng, yang ditutupi alasan macam-macam. Agar mereka bisa mendapat hormat, dari kondisi sekarang yang tidak ada. Mobil, rumah, semua seperti menegaskan apa yang sedang saya pikirkan.

Atau mungkin, mereka seperti kalang kabut hendak melakukan apa untuk menunjukkan kinerja. Segala kebijakan dan undang-undang, memerlukan waktu yang agak lama untuk menjadi nyata dan memberikan dampak berarti. Dengan membangun gedung, hasilnya akan tampak nyata, dan bertahan dalam waktu yang cukup lama. Dan mereka punya hak untuk menunjukkan kinerja dalam bentuk gedung. Sebuah kinerja yang mungkin tidak terlalu signifikan dengan kondisi kita sekarang.

Mungkin, mereka hanya sekumpulan orang yang doyan ngobrol, namun bosan di warung kopi, dan pindah ke gedung yang berpendingin udara dan berkursi empuk. Lengkap menggunakan jas untuk menahan dingin. Mungkin.

Sabtu, 16 Maret 2011

No comments:

Post a Comment